


Minggu (14/9).Penampilan grup band papan atas, Nidji memang selalu dinantikan oleh para Nidjiholic. Selain penampilan sang vokalisnya ( Giring ) yang selalu atraktif, Nidji juga selalu membawa pesan – pesan sosial dalam setiap aksinya. Hal ini terbukti ketika di setiap jeda lagu, Giring selalu berpesan kepada Nidjiholic untuk selalu berbuat hal positif karena mayoritas Nidjiholic adalah anak baru gede (ABG). Pemilik nama lengkap Giring Ganesha ini menganggap bahwa pemuda adalah harapan bangsa. Pada kesempatan kali ini, Nidji tampil pada acara Sampoerna Hijau Parade Bedug 2008. Acara yang diselenggarakan atas kerjasama Sampoerna dan Deteksi Production ini dimulai pukul 14.00 wib ini diawali dengan lomba tabuh bedug yang diikuti oleh 10 kelompok finalis dan dilaksanakan hingga menjelang maghrib. Setelah beberapa saat menantikan waktu berbuka puasa dan sholat tarawih, acara dilanjutkan dengan menyuguhkan band pembuka dan hiburan lainnya untuk menyemarakkan suasana. Giliran Nidji menyapa penonton dengan membawakan lagu – lagu andalannya seperti Kau dan Aku, Arti Sahabat, Cinta Tak Pernah Sama, Bila Aku Jatuh Cinta, Pulang, Laskar Pelangi, Jangan Lupakan, Tuhan, Hapus Aku, dan Biarlah. Seperti dijadwalkan sebelumnya, Nidji yang menjadi band utama pada acara tersebut baru tampil pukul 22.00 wib. Antusiasme Nidjiholic yang sudah mulai memadati Alun – alun utara Solo sejak sore hari terpuaskan sudah dengan aksi panggung yang atraktif dari personil Nidji selama kurang lebih satu jam dan membawakan sekitar 10 lagu. Bagi Nidji yang pernah menyabet dua gelar bergengsi sekaligus yaitu pada ajang MTV Indonesia Awards 2006 dengan kategori (Most Favourite Group/Duo/Band dan Most Favourite New Artist) ini merasa sangat bangga menjadi bagian pada acara ini pasalnya tidak saja menjadi bintang tamu saja melainkan mereka ( Nidji ) merasa bisa selalu dekat Nidjiholic khususnya di Solo. Menurut Marketing dan Area Manager wilayah Solo, Agus Sobirin dalam kesempatan media briefing menuturkan, “ Acara ini memang dikonsep untuk menjaga dan melestarikan musik lokal, salah satunya adalah bedug. Dengan tema ‘Budaya Milik Rame – Rame’ dimaksudkan agar bahwa masyarakat sadar kalau bedug itu perlu dilestarikan karena bedug itu sendiri merupakan salah satu elemen budaya Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar